Latar Belakang: Indonesia adalah satu dari sepuluh negara dengan tingkat pernikahan anak tertinggi, dan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Menurut data, Sulawesi Selatan adalah provinsi dengan posisi ke 4 berkontribusi pada perkawinan anak-anak di Indonesia. Di Sulawesi Selatan, usia pernikahan kurang dari 14 tahun adalah 0,5 persen, sedangkan usia pernikahan antara 15 tahun hingga 19 tahun adalah 33,5 persen. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan remaja putri yang telah melakukan pernikahan anak di Kota Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini status kesehatan dari anak dan ibu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak perempuan berusia 15-24 tahun yang dipilih dengan metode Snowball Sampling nonrandom dengan ukuran sampel 101 anak perempuan. Hasil dan Pembahasan Status kesehatan dalam penelitian ini membentuk ibu dan anak. Untuk ibu, kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) dimiliki oleh remaja putri yang mengalami pernikahan anak, berat badan 18 orang (17,8%), berat badan ideal 66 orang (65,3%), dan kelebihan berat badan 17 orang (16,8%). Untuk anak-anak, status berat anak pertama saat lahir, berat badan lahir rendah (BBLR) 8 orang (9,9%), tidak mengalami BBLR 73 orang (90,1%). Kesimpulan: Gambaran status kesehatan remaja putri menunjukkan beberapa hal yang tidak baik untuk kesehatan remaja perempuan yang dapat ditinjau dari segi dua hal, yaitu kondisi ibu dan kondisi anak. Kondisi kesehatan yang paling berpengaruh adalah status gizi anak, imunisasi anak, status gizi ibu, dan beberapa pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang masih rendah.
- oleh Muliani Ratnaningsih, Rahayu Utami, Fajar Waksi
aplikasi yang dikembangkan oleh DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN MOJOKERTO untuk mengetahui literasi seputar wanita dan anak.