Kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses organ reproduksi yang dimiliki oleh remaja, yaitu laki-laki dan perempuan usia 10-19 tahun dan belum menikah. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi tentunya akan berdampak pada sikap yang tidak peduli terhadap kesehatan reproduksnya. khususnya terkait kesehatan reproduksi. Remaja baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah terkait kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), penyakit menular seksual (PMS) termasuk infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), hal ini disebabkan salah satunya karena kurangnya pengetahuan dan sikap peduli terhadap kesehatan reproduksinya. Tujuan dalam intervensi kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja kemudian mengevaluasi tingkat pengetahuannya sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan. Tahapan berupa pre-test, dilanjutkan dengan penyampain materi dengan metode ceramah, kemudian sesi tanya jawab dan diakhir dengan post-test oleh peserta. Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan remaja adalah 5,68 sebelum diberikan penyuluhan dan meningkat signifikan menjadi 9,52 (67,61%) setelah mengikuti program penyuluhan (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan tentang kesehatan reproduksi efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan pada remaja. Dampak dari kegiatan ini diharapkan dengan terjadinya peningkatan pengetahuan pada remaja juga mampu meningkatkan sikap kepedulian dalam menjaga kesehatan reproduksinya.
- oleh Elizabet Catherine Jusuf, Abadi Aman, Syahruni Syahrir, Ajardiana Idrus, Nasrudin A. Mappaware, Maisuri T. Chalid, Nur Azizah, Asmuliadi, dan Waode Radmila
aplikasi yang dikembangkan oleh DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN MOJOKERTO untuk mengetahui literasi seputar wanita dan anak.